Istri Sholehah (Renungan)

Suami : Dek, kenapa kamu mau sama mas yang jelas belum punya apa-apa. Sedangkan kerjaan saja masih kontrak. Padahal orang tua kamu juga dulunya menolak keras pas mas ngelamar kamu.

Istri : Dulunya juga begitu mas, aku nggak mau sama laki-laki yg belum mapan.

Suami : Terus ? berarti kamu menikah sama mas karena apa dong?

Istri : Banyak alasan yg mematahkan anggapanku mengenai sosok pangeran kaya mas. :')

Dulu aku masih gampang terpengaruh orang-orang sekitar yg menakut-nakutiku soal kemiskinan, termasuk orang tuaku pun demikian ikut2an apa kata orang.

Setelah aku renungkan matang-matang, memang menikah itu tidak cukup modal semangat saja. Banyak yg harus dipersiapkan termasuk diantaranya kecukupan materi yg menunjang masa depan. Namun sangatlah aneh jika aku menolak sosok laki-laki yg bisa membimbingku dalam kebaikan dunia dan akhirat hanya demi harta yang nilainya tidak seberapa di sisi Allaah.

Menikah itu masa depan kita, Kita sendiri yg menentukan dengan kemantapan hati dan iman. Jika hal itu terhalangi dengan hal-hal yg justru bisa menjerumuskan kita kepada maksiat yg lebih besar. Kenapa harus banyak ditunda-tunda oleh hal-hal yg masih bisa kita perjuangkan bersama setelah menikah.

Aku ikhlash dan ridho mas, apapun yang kamu lakukan selama rizky yg diperoleh halal dan semoga berkah. Sesulit apapun aku akan menjadi istri yg akan ada selalu disamping kamu. Mendukung dan mengenggam tangan seorang laki-laki yg sederhana sehingga ia menjadi seorang pangeran yg mulia.

Suami : Subhanallah

Istri : Terima kasih, jazaakallaahu khoiron suamiku sayang. Aku bahagia, bersamamu.

Sumber : SMS Tetanggaku

Suka Dengan Artikel Ini ?

0 komentar "Istri Sholehah (Renungan)", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar