Wahabi Menyampakan sebuah hadist, :
عن أَنَسٍ أَنَّ رَجُلًا قال يا رَسُولَ اللَّهِ أَيْنَ أبي قال في النَّارِ فلما قفي دَعَاهُ فقال إِنَّ أبي وَأَبَاكَ في النَّارِ ]صحيح مسلم - (1/ 191[(
Dari Anas bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah “Ya, Rasulullah, dimanakah ayahku ?, Rasulullah menjawab : “ Dia di neraka” . Ketika orang tersebut hendak beranjak, Rasulullah memanggilnya seraya berkata “ sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka “.(HR Muslim)
Dalam bagian lain dari riwayat yang sama Imam Muslim wahabi mengatakan :
عن أبي هُرَيْرَةَ قال زَارَ النبي صلى الله عليه وسلم قَبْرَ أُمِّهِ فَبَكَى وَأَبْكَى من حَوْلَهُ فقال اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي في أَنْ أَسْتَغْفِرَ لها فلم يُؤْذَنْ لي وَاسْتَأْذَنْتُهُ في أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لي فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْمَوْتَ ]صحيح مسلم - (2 / 671 [(
Dari Abi Hurairah, berkata : Nabi SAWberziarah ke kubur ibunda Beliau, kemudian Beliau menangis, dan membuat mereka yang ada di sekelilingnya menangis, maka Nabi bersabda “ Aku meminta izin pada tuhanku untuk memohonkan ampun bagi Ibuku akan tetapi tidak dikabulkan, dan aku meminta idzin untuk menziarahinya kemudian aku diidzinkan, maka berziarahlah kalian karena dapat mengingatkan kalian akan kematian” (HR Muslim)
Menjawab ketololan di atas
Kaum Asy`ariah, dan jumhur Syafi’iyah menetapkan bahwa mereka yang wafat pada masa fatrah (sebelum diutusnya rasul) termasuk golongan yang selamat hal ini berdasarkan firman Allah SWT :
..وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا) الإسراء : ( 15 )(
“dan Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”(Q.S Al Isra`: 15)
Orang tua Nabi wafat sebelum Beliau diutusnya sebagai rasul, berarti mereka termasuk ahli fatrah yang selamat dari adzab. Lagipula tidak ada keterangan yang jelas bahwa mereka pernah melakukan perbuatan syirik. Bahkan Imam Fakhur Razi t menyatakan bukan hanya kedua orang tua Nabi r saja yang selamat akan tetapi seluruh datuk-datuk beliau sampai Nabi Adam AS (1),
Ini sesuai dengan firman Allah SWT :
الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ * وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ) الشعراء : ( 219 – 218)
Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. (Q.S. As-Syu’ara’ : 218-219)
Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan تَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِين (perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud ) adalah perpindahan cahaya Nabi r dari sulbi seorang ahli sujud (muslim) ke ahli sujud lainnya, sampai dilahirkan sebagai seorang nabi(2).
Imam Alusi dalam tafsir Ruhul Ma`ani ketika berbicara mengenai ayat وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ berkata, “ Aku menjadikan ayat ini sebagai dalil atas keimanan kedua orang tua Nabi r sebagaimana yang dinyatakan oleh banyak daripada tokoh-tokoh ahlu sunnah. Dan aku khawatir kufurnya orang yang mengatakan kekafiran keduanya, semoga Allah merahmati kedua orang tua Nabi…”(3)
Sedangkan mengenai Azar yang disebut dalam Alquran sebagai ayah Nabi Ibrahim AS :
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ [الأنعام : 74 [
Dan (Ingatlah) di waktu Ibrahim Berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya Aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." (Q.S Al An`am : 74)
Sebagian Mufassirin menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Abihi (bapaknya) dalam ayat di atas bukanlah ayah kandung Nabi Ibrahim akan tetapi ayah asuhnya yang juga adalah pamannya.
Hal ini juga diisyaratkan oleh perkataan Nabi SAW :
قال رسول الله : لم ازل انقل من اصلاب الطاهرين الى ارحام الطاهرات
Rasulullah r bersabda “Aku selalu berpindah dari sulbi-sulbi laki-laki yang suci menuju rahim-rahim perempuan yang suci pula”
Dalam hadits ini Rasulullah SAW menyatakan bahwa kakek dan nenek moyang Beliau adalah orang-orang yang suci, ini menunjukkan bahwa mereka bukanlah orang-orang musyrik karena jelas mereka telah dinyatakan najis dalam firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ )التوبة : ( 28 )(
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis”(At-Taubah : 28) (4)
Sedangkan mengenai dua hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim , kalaupun kita sepakati keshohihannya, akan tetapi selayaknya kita tidak mengambil dzohir dari hadits tersebut karena kata اب dalam bahasa arab juga bisa dipakai untuk paman sebagaimana kisah nabi ibrohim diatas, sebab terdapat pula hadits-hadits lain tentang peristiwa dihidupkannya kedua orang tua Nabi SAW atas permintaan Beliau untuk kemudian diwafatkan kembali setelah mengimani kerasulannya, meskipun memang hadits-hadits tersebut adalah hadits dhaif akan tetapi telah dikuatkan dengan ayat-ayat di atas.
Diriwayatkan oleh Ibnu Syahin, Khotib Al Bagdadi, dan Daruqutni sengan sanad dhaif dari `Aisyah :
قالت حج بنا رسول الله صلى الله عليه وسلم حجة الوداع فمر بي على عقبة الحجون وهو باك حزين مغتم فنزل فمكث عني طويلا ثم عاد إلي وهو فرح مبتسم فقلت له فقال ذهبت لقبر أمي فسألت الله يحييها فأحياها فآمنت بي وردها الله
Rasulullah berhaji bersama kami dalam haji wada kemudian melewatiku di atas uqbatul hajun dalam keadaan menangis, sedih, dan gundah, kemudian Beliau singgah dan menjauhiku dalam waktu lama lalu kembali kepadaku dalam keadaan gembira dan tersenyum lalu aku menanyainya maka beliau menjawab “ Aku pergi ke kubur Ibuku kemudian aku meminta kepada Allah untuk menghidupkannya kemudian Allah pun menghidupkannya lalu ibuku beriman kepadaku kemudian Allah mewafatkannya kembali .”
Diriwayatkan Dari Imam Suhaili dalam kitab Raudhnya:
ان رسول الله صلى الله عليه وسلم سأل ربه أن يحيي أبويه فأحياهما له ثم آمنا ثم أماتهما
“Sesungguhnya Rasulullah r memohon kepada tuhannya untuk menghidupkan kedua orangtuannya maka Allah hidupkan kedua baginya kemudian keduanya beriman lalu Allah mewafatkan keduanya.” (5)
Menanggapi hadits ini Imam Al Qurtubi Mengatakan “Tidak ada pertentangan antara hadis dihidupkan kembali orang tua Nabi SAW dan hadits mengenai tidak diidzinkannya Rasulullah SAW untuk beristigfar bagi keduanya (hadits Muslim di atas) karena hadits dihidupkanya orangtua nabi datang lebih akhir (terjadi dalam haji wada) dari hadits istighfar. Oleh karena itu Ibnu Syahin menjadikannya sebagai Nasikh (hadits yang menghapus) atas hadits sebelumnya”.(6)
Selain itu Imam Suyuthi menerangkan bahwa Hammad, perowi hadits Muslim di atas diragukan oleh para ahli hadits dan hadits tersebut hanya diriwayatkan oleh Imam Muslim. Padahal banyak riwayat lain yang lebih kuat darinya seperti riwayat Ma’mar dari Anas, al-Baihaqi dari Sa’ad bin Abi Waqosh :
“اِنَّ اَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُوْلِ الله اَيْنَ اَبِي قَالَ فِي النَّارِ قَالَ فَأَيْنَ اَبُوْكَ قَالَ حَيْثُمَا مَرَرْتَ بِقَبْرِ كَافِرٍ فَبَشِّرْهُ بِالنَّارِ”
Sesungguhnya A’robi berkata kepada Rasulullah “ dimana ayahku ?, Rasulullah menjawab : “ dia di neraka”, si A’robi pun bertanya kembali “ dimana AyahMu ?, Rasulullah pun menawab “ sekiranya kamu melewati kuburan orang kafir, maka berilah kabar gembira dengan neraka “
Riwayat di atas datang tanpa menyebutkan ayah Nabi di neraka.
Ma’mar dan Baihaqi disepakati oleh ahli hadits lebih kuat dari Hammad, sehingga riwayat Ma’mar dan Baihaqi harus didahulukan dari riwayat Hammad(7).
Sedangkan kita dapati justru dikitab syiah terdapat riwayat yg dengan jelas mengkafirkan kedua orang tua & paman nabi SAW abu tholib,mari kita perhatikan riwayat dari biharul anwar di bawah ini :
ورووا أن علياً(رضي الله عنه) جاء إلى رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم بعد موت أبي طالب فقال له: إنّ عمك الضال قد قضى فما الذي تأمرني فيه ؟ واحتجوا به لم ينقل أحد عنه أنه رآه يصلي، والصلاة هي المفرقة بين المسلم والكافر، وأن علياً وجعفرا لم يأخذا من تركته شيئاً.
ورروا عن النبي صلى الله عليه وآله وسلم أنه قال: إنّ الله قد وعدني بتخفيف عذابه لما صنع في حقي وإنه في ضحضاح من نار. انظر كل ذلك في البحار 35/155.
Para Ahli Riwayat Meriwayatkan Bahwa Sesungguhnya Ali Pernah mendatangi Rasulillah SAW Setelah kematian Abi Thalib Lalu Berkata Kepada rasulullah SAW . Sesungguhnya Paman mu Yang Tersesat telah Meninggal Lalu Apa Yang Hendak Engkau Perintahkan kepadaku Tentang nya ??
Para Ahli Riwayat Itupun Behujjah : Tidak Pernah Ada Riwayat yang Menerangkan bahwa Rasulullah Mensolati Jenazah Abi thalib, Sedang Solat Itu Adalah Sebagai pemisah Antara Orang yang Muslim Dan Orang yang Kafir. Dan Sesungguhnya Ali Dan Jakfar Tidak Mengambil Apapun Dari Harta Warisan Yang Di Tinggalkan Oleh Abi thalib.
ورووا عنه أيضا أنه قيل له: لو استغفرت لابيك وامك، فقال: لو استغفرت لهما لاستغفرت لابي طالب، فإنه صنع إلي ما لم يصنعا، وأن عبد الله وآمنة وأبا طالب في حجرة من حجرات جهنم (3) ! !
بحار الأنوار ج 35 ص 155
Mereka (Para Ahli hadits) meriwayatkan pula, Sesungguhnya diucapkan kepadanya (Rasulullah SAW) : Seandainya Engkau mau memintakan ampun untuk bapakmu dan ibumu, maka beliau bersabda : Seandainya Aku memintakan ampun untuk keduanya niscaya Aku juga meminta ampun untuk Abu Tholib. Sesungguhnya dia (Abu Tholib) telah melakukan perbuatan yg tidak dilakukan oleh keduanya (kedua orang tua Nabi). Dan sesungguhnya Abdullah, Aminah dan Abu Tholib disalah satu kamar dari kamar2 Jahannam."
maka sebaiknya kita tidak memvonis & menghina suatu ajaran padahal kita belum kenal dengan isi ajaran kita sendiri.
Referensi
(1)التفسير الكبير - (13 / 33(
والجواب : لفظ الآية محتمل للكل ، فليس حمل الآية على البعض أولى من حملها على الباقي . فوجب أن نحملها على الكل وحينئذ يحصل المقصود ، ومما يدل أيضاً على أن أحداً من آباء محمد عليه السلام ما كان من المشركين قوله عليه السلام : ( لم أزل أنقل من أصلاب الطاهرين إلى أرحام الطاهرات ) وقال تعالى : { إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ } ( التوبة : 28 ) وذلك يوجب أن يقال : إن أحداً من أجداده ما كان من المشركين .
(2)زاد المسير - (6 / 148-149(
قوله تعالى وتقلبك أي ونرى تقلبك في الساجدين وفيه ثلاثة أقوال أحدها وتقلبك في أصلاب الأنبياء حتى أخرجك رواه عكرمة عن ابن عباس والثاني وتقلبك في الركوع والسجود والقيام مع المصلين في الجماعة والمعنى يراك وحدك ويراك في الجماعة وهذا قول الأكثرين منهم قتادة والثالث وتصرفك في ذهابك ومجيئك في اصحابك المؤمنين قاله الحسن
الدر المنثور - (6 / 332)
وأخرج ابن أبي حاتم وابن مردويه وأبو نعيم في الدلائل عن ابن عباس في قوله { وتقلبك في الساجدين } قال : ما زال النبي صلى الله عليه وسلم يتقلب في أصلاب الانبياء حتى ولدته أمه
روح المعاني - (19 / 137)
وعن ابن جبير أن المراد بهم الانبياء عليهم السلام والمعنى ويرى تقلبك كما يتقلب غيرك منن الانبياء عليهم السلام في تبليغ ما أمروا بتبليغه وهو كما ترى وتفسير الساجدين بالأنبياء رواه جماعة منهم الطبراني والبزار وأبو نعيم عن ابن عباس أيضا إلا أنه رضي الله تعالى عنه فسر التقلب فيهم بالتنقل في اصلابهم حتى ولدته أمه عليه الصلاة والسلام وجوز على حمل التقلب على التنقل في الأصلاب أن يارد بالساجدين
(3) روح المعاني - (19 / 138)
واستدل بالآية على إيمان أبويه صلى الله تعالى عليه وسلم كما ذهب اليه كثير من أجلة أهل السنة وأنا أخشى الكفر على من يقول فيهما رضي الله تعالى عنهما على رغم أنف على القاريء واضرابه بضد ذلك إلا أني لا أقول بحجية اة ية على هذا المطلب ورؤية الله تعالى انكشاف لائق بشأنه عز شأنه غير الانكشاف العلمي ويتعلق بالموجود والمعدوم الخارجي عند العارفين وقالوا : إن رؤية الله تعالى للمعدوم نظير رؤية الشخص القيامة ونحوها في المنام وكثير من المتكلمين أنكروا تعلقها بالمعدوم ومنهم من أرجعها إلى صفة العلم وتحقيق ذلك في محله وفي وصفه تعالى برؤيته حاله صلى الله عليه وسلم التي بها يستأهل ولايته بعد وصفه بما تقدم تحقيق للتوكل وتوطين لقلبه الشريف عليه الصلاة والسلام عليه
(4) التفسير الكبير - (13 / 33)
وله عليه السلام : ( أتموا الركوع والسجود فإني أراكم من وراء ظهري ) فهذه الوجوه الأربعة مما يحتملها ظاهر الآية ، فسقط ما ذكرتم
والجواب : لفظ الآية محتمل للكل ، فليس حمل الآية على البعض أولى من حملها على الباقي . فوجب أن نحملها على الكل وحينئذ يحصل المقصود ، ومما يدل أيضاً على أن أحداً من آباء محمد عليه السلام ما كان من المشركين قوله عليه السلام : ( لم أزل أنقل من أصلاب الطاهرين إلى أرحام الطاهرات ) وقال تعالى : { إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ } ( التوبة : 28 ) وذلك يوجب أن يقال : إن أحداً من أجداده ما كان من المشركين .
إذا ثبت هذا فنقول : ثبت بما ذكرنا أن والد إبراهيم عليه السلام ما كان مشركاً ، وثبت أن آزر كان مشركاً . فوجب القطع بأن والد إبراهيم كان إنساناً آخر غير آزر .
روح المعاني - (7 / 194)
وأخرج ابن أبي حاتم عن ابن عباس رضي الله تعالى عنهما ان اسم أبي إبراهيم عليه الصلاة السلام يازر واسم أمه مثلى وإلى كون ءازر ليس اسما له ذهب مجاهد وسعيد بن المسيب وغيرهما واختلف الذاهبون إلى ذلك فمنهم من قال : إن ءآزر لقب لأبيه عليه السلام ومنهم من قال : اسم جده ومنهم من قال : اسم عمه والعم والجد يسميان ابا مجازا ومنهم من قال : هو اسم صنم وروي ذلك عن ابن عباس والسدي ومجاهد رضي الله تعالى عنهم ومنهم من قال : هو وصف في لغتهم ومعناه المخطيء وعن سليمان التيمي جعل عيسى من ذرية إبراهيم مع أن إبراهيم كان جده من قبل الأم .
(5) كشف الخفاء - (1 / 63)
واستدلوا لذلك بما أخرجه ابن شاهين والخطيب البغدادي والدارقطني وابن عساكر بسند ضعيف عن عائشة قالت حج بنا رسول الله صلى الله عليه وسلم حجة الوداع فمر بي على عقبة الحجون وهو باك حزين مغتم فنزل فمكث عني طويلا ثم عاد إلي وهو فرح مبتسم فقلت له فقال ذهبت لقبر أمي فسألت الله يحييها فأحياها فآمنت بي وردها الله وهذا الحديث ضعيف باتفاق الحافظ بل قيل انه موضوع لكن الصواب ضعفه وأورده السهيلي في روضه بسند فيه مجهولون عن عائشة بلفظ ان رسول الله صلى الله عليه وسلم سأل ربه أن يحيي أبويه فأحياهما له ثم آمنا ثم أماتهما
اللآلىء المصنوعة - (1 / 244-245)
( الخطيب ) في السابق واللاحق أنبأنا أبو العلاء الواسطي حدثنا الحسين بن علي بن محمد الحنفي حدثنا أبو طالب عمر بن الربيع الزاهد حدثنا عمر بن أيوب الكعبي حدثنا محمد بن يحيى الزهري أبو غزية حدثنا عبد الوهاب بن موسى حدثنا مالك بن أنس عن أبي الزناد عن هشام بن عروة يعني عن أبيه عن عائشة قالت : حج بنا رسول الله حجة الوداع فمر بي على عقبة الحجون وهو باك حزين مغتم فبكيت لبكاء رسول الله ثم إنه نزل فقال يا حميراء استمسكي فاستندت إلى جنب البعير فمكث عني طويلا ثم إنه عاد إلي وهو فرح متبسم فقلت له بأبي أنت وأمي يا رسول الله نزلت من عندي وأنت باك حزين مغتم فبكيت لبكائك ثم إنك عدت إلي وأنت فرح مبتسم فمم ذا يا رسول الله قال : ذهبت لقبر أمي فسألت الله أن يحييها لي فأحياها فآمنت بي وردها الله عز وجل
(6)اللآلىء المصنوعة - (1 / 246)
وقال القرطبي في التذكرة لا تعارض بين أحاديث إحياء الأبوين وأحاديث عدم الإذن في الاستغفار لأن إحياءهما متأخر عن الاستغفار لهما بدليل أن حديث عائشة في حجة الوداع ولذلك جعله ابن شاهين ناسخا لما ذكر من الأخبار .
وقال ابن المنير في شرف المصطفى قد وقع لنبينا إحياء نظير ما وقع لعيسى ابن مريم وجاء في حديث أنه لما منع من الاستغفار للكفار دعا الله تعالى أن يحيي له أبويه فأحياهما له فآمنا به وصدقا وماتا مؤمنين .
(7) مسالك الحنفا في والدي المصطفى (2/432- 435)
( فإن قلت : بقيت عقدةٌ واحدةٌ وهي ما رواه مسلمٌ عن أنسٍ أن رجلاً قال : يا رسول اللَّه ، أين أبي ؟ قال : (( في النار )) ، فلما قفَّى دعاه ، فقال : (( إن أبي وأباك في النار )) . وحديث (( مسلم )) و(( أبي داود )) عن أبي هريرة أنه صلى الله عليه وسلم استأذن في الاستغفار لأمه فلم يُؤذن له . فاحلل هذه العقدة . قُلْتُ : على الرأس والعين ، والجواب : أن هذه اللفظة ، وهي قوله : (( إن أبي وأباك في النار )) لم يتفق على ذكرها الرواة ، وإنما ذكرها حماد بن سلمة عن ثابت ، عن أنسٍ ، وهي الطريق التي رواه مسلمٌ منها ، وقد خالفه معمر عن ثابت ، فلم يذكر : (( إن أبي وأباك في النار )) ، ولكن قال : (( إذا مررت بقبر كافر فبشره بالنار )) ، وهذا اللفظ لا دلالة فيه على والده صلى الله عليه وسلم بأمرٍ البتة ، وهو أثبت من حيث الرواية ، فإن معمرًا أثبت من حمادٍ ، فإن حمادًا تكلِّم في حفظه ووقع في أحاديثه مناكير ذكروا أن ربيبه دسَّها في كتبه ، وكان حمادٌ لا يحفظ فحدَّث بها فوهم ، ومن ثمَّ لم يخرج له البخاري شيئًا ، ولا خرَّج له مسلم في الأصول إلاَّ من حديثه عن ثابتٍ .. وأمَّا معمر فلم يتكلَّم في حفظه ، ولا استنكر شيءٌ من حديثه ، واتفق الشيخان على التخريج لَهُ
حاشية السندي على ابن ماجه - (ج 3 / ص 348)
2 - قَوْله ( وَكَانَ وَكَانَ ) أَيْ وَكَانَ يَفْعَل كَذَا وَكَانَ يَفْعَل كَذَا مِنْ الْخَيْرَات( حَيْثُمَا مَرَرْت بِقَبْرِ كَافِر إِلَخْ ) وَفِي رِوَايَة مُسْلِم عَنْ أَنَس أَنَّهُ قَالَ لَهُ إِنَّ أَبِي وَأَبَاك فِي النَّار قَالَ السُّيُوطِي وَإِنَّمَا ذَكَرهَا حَمَّاد بْن مَسْلَمَة عَنْ ثَابِت وَقَدْ خَالَفَهُ مَعْمَر عَنْ ثَابِت فَلَمْ يَذْكُرهُ وَلَكِنْ قَالَ إِذَا مَرَرْت بِقَبْرِ كَافِر فَبَشِّرْهُ بِالنَّارِ وَلَا دَلَالَة فِي هَذَا اللَّفْظ عَلَى حَال الْوَالِد وَهُوَ أَثْبُت فَإِنَّ مَعْمَرًا أَثْبُت مِنْ حَمَّاد فَإِنَّ حَمَّادًا تُكُلِّمَ فِي حِفْظه وَوَقَعَ فِي أَحَادِيثه مَنَاكِير وَلَمْ يُخَرِّج لَهُ الْبُخَارِيّ وَلَا خَرَّجَ لَهُ مُسْلِم فِي الْأُصُول إِلَّا مِنْ رِوَايَته عَنْ ثَابِت وَأَمَّا مَعْمَر فَلَمْ يُتَكَلَّم فِي حِفْظه وَلَا اُسْتُنْكِرَ شَيْء مِنْ حَدِيثه وَاتَّفَقَ عَلَى التَّخْرِيج لَهُ الشَّيْخَانِ فَكَانَ لَفْظه أَثْبُت ثُمَّ وَجَدْنَا الْحَدِيث وَرَدَ مِنْ حَدِيث سَعْد اِبْن أَبِي وَقَاصّ بِمِثْلِ لَفْظ مَعْمَر عَنْ ثَابِت عَنْ أَنَس أَخْرَجَهُ الْبَزَّار وَالطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ وَكَذَا مِنْ حَدِيث اِبْن عُمَر رَوَاهُ اِبْن مَاجَهْ فَتَعَيَّنَ الِاعْتِمَاد عَلَى هَذَا اللَّفْظ وَتَقْدِيمه عَلَى غَيْره فَعُلِمَ أَنَّ رِوَايَة مُسْلِم مِنْ تَصَرُّف الرُّوَاة بِالْمَعْنَى عَلَى حَسَب فَهْمه عَلَى أَنَّهُ لَوْ صَحَّ يُحْمَل فِيهِ الْأَب عَلَى الْعَمّ وَلِهَذَا قَالَ السُّيُوطِي فِي حَاشِيَة الْكِتَاب هَذَا أَيْ سُنَن اِبْن مَاجَهْ مِنْ مَحَاسِن الْأَجْوِبَة أَنَّهُ لَمَا وَجَدَ الْأَعْرَابِيّ فِي نَفْسه لَاطَفَهُ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَدَلَ إِلَى جَوَاب عَامّ فِي كُلّ مُشْرِك وَلَمْ يَتَعَرَّض إِلَى الْجَوَاب عَنْ وَالِده صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِنَفْيٍ وَلَا إِثْبَات وَقَالَ وَلَمْ يُعْرَف لِوَالِدِهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَالَة شِرْك مَعَ صِغَر سِنّه جِدًّا فَإِنَّهُ تُوُفِّيَ وَهُوَ اِبْن سِتّ عَشْرَة سَنَة وَقَدْ رُوِيَ أَنَّ اللَّه تَعَالَى أَحْيَا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالِدِيهِ حَتَّى آمَنَا بِهِ وَاَلَّذِي يَقْطَع بِهِ أَنَّهُمَا فِي الْجَنَّة وَمِنْ أَقْوَى الْحُجَج عَلَى ذَلِكَ أَنَّهُمَا مِنْ أَهْل الْفَتْرَة وَقَدْ أَطْبَقَ أَئِمَّتنَا الشَّافِعِيَّة وَالْأَشْعَرِيَّة عَلَى أَنَّ مَنْ لَمْ تَبْلُغهُ الدَّعْوَة لَا يُعَذَّب وَيَدْخُل الْجَنَّة لِقَوْلِهِ تَعَالَى { وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ } الْآيَة وَقَالَ الْحَافِظ اِبْن حَجَر فِي الْإِصَابَة وَرَدَ مِنْ عِدَّة طُرُق فِي حَقّ الشَّيْخ الْهَرَم وَمَنْ مَاتَ فِي الْفَتْرَة وَمَنْ وُلِدَ أَكْمَه أَعْمَى أَصَمّ وَمَنْ وُلِدَ مَجْنُونًا أَوْ طَرَأَ عَلَيْهِ الْجُنُون قَبْل أَنْ يَبْلُغ وَنَحْو ذَلِكَ أَنَّ كُلًّا مِنْهُمْ يَأْتِي بِحُجَّةٍ وَيَقُول لَوْ عَقَلْت أَوْ ذَكَرْت لَآمَنَتْ فَتُرْفَع لَهُمْ نَار وَيُقَال اُدْخُلُوهَا فَمَنْ دَخَلَهَا كَانَتْ لَهُ بَرْدًا وَسَلَامًا وَمَنْ اِمْتَنَعَ أُدْخِلهَا كُرْهًا وَنَحْنُ نَرْجُو أَنْ يَدْخُل عَبْد الْمَطْلَب وَآل بَيْته فِي جُمْلَة مَنْ يَدْخُلهَا طَائِعًا إِلَّا أَبَا طَالِب ا ه وَكَأَنَّ الْمُصَنِّف أَخَذَ التَّرْجَمَة مِنْ لَفْظ حَيْثُمَا مَرَرْت بِقَبْرِ مُشْرِك لِأَنَّهُ نَوْع مِنْ الزِّيَارَة وَفِيهِ تَأَمُّل وَفِي الزَّوَائِد إِسْنَاد هَذَا الْحَدِيث صَحِيح وَاَللَّه أَعْلَم .
Oleh : Habib Umar Alaydrus
Suka Dengan Artikel Ini ?
Anda baru saja membaca artikel yang berjudul "Ketololan Ulama Wahabi Menyatakan Orang Tua Nabi Kafir". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://wajahbaroe.blogspot.com/2013/01/ketololan-ulama-wahabi-menyatakan-orang.html.
Syukron akhi atas penjelasannya
BalasHapus